Proses pengambilan keputusan oleh konsumen
Konsep Keputusan Pembelian
Dalam
memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang
dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek. Pada kebanyakan
orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh
banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan
pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut
kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum
akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang
dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya
adalah motivasi konsumen untuk membeli
Menurut
Kotler dan Armstrong (2005), tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana
konsumen benar-benar membeli terhadap produk. Keputusan dalam membeli
adalah hal dimana konsumen terlibat langsung dalam proses penawaran sebuah
produk.
Pengertian
lain tentang keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000:437) adalah
“the selection of an option from two or alternative choice” yang bisa
diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia
memilih satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.
Dalam
melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu
mempertimbangkan harga dan kualitas sebuah produk yang lebih dikenal di
lingkungan umum.. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau
jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau
jasa. Evaluasi dan pemilihan yang digunakan akan menghasilkan suatu keputusan.
Pengambilan ke putusan sendiri merupakan sebuah proses yang terdiri dari
beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi, dan evaluasi alternatif sesudah
pembelian (Engel,1995). Selanjutnya akan dijelaskan mengenai proses pengambilan
keputusan membeli yang meliputi pengertian proses pengambilan keputusan
membeli, tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli, tingkatan
dalam proses pengambilan keputusan membeli serta faktor apa saja yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli.
Pengertian proses pengambilan keputusan membeli Engel (1995) mengatakan
bahwa proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan
bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Pengambilan
keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan (Loudon & Bitta, 1993). Berkowitz (2002) juga mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui pembeli dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli. Ahli lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan.
keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan (Loudon & Bitta, 1993). Berkowitz (2002) juga mengemukakan bahwa proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui pembeli dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli. Ahli lain menyatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan.
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan
memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003).
Sementara Schiffman-Kanuk (2007) mengatakan bahwa
keputusan sebagai seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih, dengan
kata lain ketersediaan pilihan yang lebih dari satu merupakan suatu keharusan
dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian diatas, maka proses pengambilan
keputusan membeli yang dipakai dalam penelitian ini merujuk pada teori yang
dikemukakan oleh Engel (1995) yakni proses pengambilan keputusan membeli
mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan. Selanjutnya akan dibahas mengenai tahapan-tahapan dalam membeli.Menurut
Engel et al. (1994:31-32) dan Lamb et al. (2001:188), ada lima tahapan yaitu- Pengenalan masalah
- Pencarian informasi
- Evaluasi Alternatif
- Keputusan membeli
- Perilaku pascapembelian
a. Pengenalan masalah, pada tahap ini konsumen akan merasakan adanya perbedaan antara yang keadaan mereka secara nyata dan keadaan yang dikehendaki. Kebutuhan dapat muncul akibat stimulasi baik secara internal maupun external. Perasaan lapar atau haus dalam diri konsumen merupakan stimulasi internal, dimana konsumen memenuhi kebutuhan normalnya. Sedangkan stimulasi dari luar adalah apa yang memacu rasa lapar itu muncul, seperti melihat sebuah iklan dipinggir jalan.
b. Pencarian Informasi, ketika konsumen sadar akan adanya masalah atau kebutuhan yang harus dipenuhi dan diselesaikan, maka konsumen tentu akan mencari informasi. Namun jika konsumen sudah memiliki rasa puas dibenak mereka akan suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan tadi, maka pencarian informasi kebanyakan menjadi tidak terjadi. Sumber yang umum dijadikan referensi oleh konsumen adalah media, pengalaman dari keluarga dan orang terdekat. Dimana dalam hal ini konsumen dapat mengumpulkan sendiri informasi-informasi yang dibutuhkan:
- Sumber pribadi: Keluarga, teman, tetangga, kenalan
- Sumber komersial: Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko
- Sumber public: media massa, organisasi
- Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian dan pemakaian produk
- Kamera: Kecepatan kamera, ketajaman gambar, ukuran dan harga kamera
- Hotel: lokasi, kebersihan, harga, suasana
- Ban: umur pemakaian, mutu ketika dikendarai, harga
e. Perilaku pasca pembelian, Hal ini umum bagi konsumen mengalami masalah setelah membuat keputusan membeli, karena akan muncul rasa puas atau ketidakpuasan. Setelah membeli suatu produk, terkadang konsumen merasa bahwa alternatif akan menjadi lebih baik. Kepuasan muncul ketika ekspektasi konsumen bertemu dengan performa yang diterima. Dan saat ketidakpuasan dialami oleh konsumen, maka rasa kecewalah yang timbul. Perusahaan perlu menjaga agar konsumen selalu mendapatkan apa yang dia butuhkan. Karena efek dari rasa puas dan tidak tersebut akan menimbulkan efek Word of Mouth. WOM dapat mempengaruhi konsumen lainnya secara negatif maupun positif.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH
Konsumen
menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit
usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen
ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
–>Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah,alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
–>Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
–>Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai pembelian.
–>Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah,alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
–>Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
–>Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai pembelian.
PEMBELIAN
Menurut
(Engel,2000) pada tahap pembelian, konsumen memperoleh alternatif
yang dipilih atau pengganti yang dapat
diterima bila perlu. Evaluasi yang telah
dilakukan membawa konsumen untuk melakukan
pembelian. Jika ia mengalami kegagalan
untuk melakukan pembelian produk/ jasa yang
diinginkannya (alternatif yang dipilih), konsumen melakukan pembelian
ke alternatif lain atau alternatif pengganti yang masih dapat diterima.
Nilai pembelian konsumen memiliki dua katagori, yaitu :
Nilai pembelian konsumen memiliki dua katagori, yaitu :
- 1. Produk maupun merek, dikenal sebagai pembelian yang terencana sepenuhnya, dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil keterlibatan yang tinggi dan pemecah masalah yang diperluas.
- 2. Kelas poduk, dapat dipandang sebagai pembelian yang terencana, jika pilihan merek dibuat ditempat pembelian.
Menurut
(Kotler,2002) ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor pertama adalah pendirian orang lain.
Sejauh mana pendirian orang lain mempengaruhi alternatif yang disukai
seseorang. Faktor yang kedua situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul
dan mengubah niat pembelian.
DIAGNOSA
PERILAKU KONSUMEN
o Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa
hal,yaitu :
Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
o Prilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut.
o Pemasaran sosial, yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat
menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Teori Lain Tentang
Pengambilan Keputusan
Tingkat
keterlibatan konsumen
Kita dapat
mendefinisikan keterlibatan konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan dan
pemrosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam merespon rangsangan pemasaran.
a.
Model Kemungkinan Elaborasi
Richard Petty dan John CacioppoModel yang banyak dipakai mengenai formasi dan perubahan sikap, menggambarkan bagaimana konsumen membuat penilaian, baik dalam keadaan keterlibatan rendah, maupun tinggi.
b. Strategi Pemasaran Keterlibatan Rendah
Banyak produk dibeli dalam kondisi keterlibatan rendah dan ketiadaan merek yang signifikan.
c. Perilaku Pembeli Pencari Keragaman
Beberapa situasi pembelian ditentukan karakternya dengan keterlibatan rendah tetapi perbedaan mereknya signifikan. Di sini konsumen sering melakukan banyak peralihan merek
Heuristik dan
bias keputusan
a.
Heuristik Ketersediaan
Konsumen mendasarkan prediksi mereka berdasarkan
kecepatan dan kemudahan dimana satu contoh hasil tertentu muncul dipikiran
mereka.
b.
Heuristik Representatif
Konsumen mendasarkan prediksi mereka atas se-representatif
atau semirip apa suatu hasil dengan contoh lain.
c.
Heuristik Penjangkaran atau
Penyesuaian
Konsumen sampai pada penilaian awal dan kemudian
menyesuaikannya berdasarkan informasi tambahan.
SUMBER :
Kotler dan Keller;Manajemen Pemasaran 2007
bagus
BalasHapus