FENEMONA NAIK TURUN DOLAR AMERIKA

    

   Saat ini, Indonesia sedang diguncang oleh terus melemahnya Kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Kurs tukar Rupiah yang terus melemah terhadap Dolar sangat berdampak pada perekonomian Indonesia, baik itu berdampak positif maupun berdampak negatif. Dolar Amerika Serikat yang merupakan patokan mata uang di seluruh dunia walaupun kenyataannya masih terdapat mata uang yang lebih kuat daripada dolar Amerika Serikat, namun tetap saja, Dolar Amerika Serikat menjadi patokan utama mata uang dunia dan patokan utama pertukaran uang di dunia. Hal ini juga yang membuat keadaan rupiah yang terus melemah sejak 2 tahun terakhir (Rp 12.396,00 per US$ 1 ( diambil per 31 Desember 2014 ) ).
    Banyak para ahli ekonomi Indonesia yang memprediksikan bahwa pada awal tahun 2015 rupiah akan terus melemah. Bank Indonesia kembali merilis kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dolar pada akhir bulan Januari 2015 ditutup melemah yaitu Rp 12.644,00. Bahkan pada bulan Februari 2015 kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dolar hampir mencapai titik Rp 13.000,00 per US$1 yaitu Rp 12.931,00. Benar saja per 31 Maret 2015 rupiah kembali ditutup melemah sebesar Rp 13.084,00 , hal ini terlihat sungguh miris karena Indonesia saat ini sedang gencar menguatkan keadaan ekonomi dan hasilnya malah berbanding terbalik mata uangnya, Rupiah Indonesia malah terseok- seok dan bertekuk lutut terhadap dolar Amerika Serikat. Kurs tukar Rupiah terhadap Dolar per 30 April 2015 tampak menguat lagi sebesar Rp 12.950,00 per US$ 1 dan per tanggal 7 Mei 2015 Rupiah ditutup anjlok sebesar Rp 13.148,00. dan puncak penguatan dolar terhadap Rupiah terjadi pada 9 November 2015 yang sempat menembus angka kurang lebih Rp 14.000,00 Angka yang sangat fantastis mengingat pergolakan ekonomi di Indonesia yang terus berkembang. meski di sepanjang tahun 2016 yang baru berjalan1 kuartal ini terjadi penguatan nilai Rupiah terhadap dolar, tetapi perubahan penguatan Rupiah tidak sesignifikan dengan penurunannya yang saat ini ada di angka Rp13.200,00 (per 27 April 2016).
    banyak masyarakat Indonesia yang mengharapkan nilai tukar rupiah terhadap dolar kembali stabil di posisi Rp 10.000,00 sekian atau bahkan mencapai Rp 9.000,00 sekian seperti pada tahun 2012 yang lalu. Sehingga harga bahan- bahan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia tidak naik secara drastis. Sifat pasar yang gemar menaikkan harga- harga ketika dolar naik dan tidak pernah menurunkan harga- harga ketika dolar turun membuat sebagian masyarakat Indonesia merasa kehidupannya terancam. Hal ini dikarenakan ketika harga- harga kebutuhan naik tidak diimbangi pula dengan naikknya pendapatan. 



Dari pernyataan berikut timbul pertanyaan 5W 1H sebagai berikut:
1. Siapa yang merasakan dampak dari naik turun nya nilai Dolar terhadap Rupiah? => banyak sekali pihak yang ikut merasakan dampak dari penguatan nilai Dolar. seperti yang ditulis di artikel diatas salah satu pihak yang sangat merasakan pelaku pasar yang tidak lain adalah penjual dan pembeli karena harga harga kebutuhan di pasar banyak yang berpegangan pada naik dan turun nya nilai Dolar. selain itu dikalangan pengusaha pun juga merasakan dampak yang sama kelangsungan ekspor maupun impor yang digelar pengusaha juga bergantung pada berapa harga beli Dolar dinegara tersebut. pun sama juga bagi Investor yang menginvestasikan Rupiahnya terhadap Dolar, saat Dolar sedang berfluktuatif pasti banyak yang menjual Dolarnya untuk mencari keuntungan dan pihak akhir yang merasakan dampak naik turun nya Dolar adalah Pemerintah yang harus terus menerus berupaya menstabilkan berbagai macam sektor ekonomi yang ikut terkait dengan Menguatnya Dolar Amerika Serikat.
2. Apa Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dolar Amerika Serikat? =>dari pengamatan dan referensi dari berbagai sumber faktor faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat yaitu Faktor dalam negeri mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar adalah Rupiah itu sendiri. Rupiah termasuk soft currency, yaitu mata uang yang mudah terdepresiasi ( depresiasi; melemahnya nilai mata uang suatu negara terhadap negara lain yang ditentukan oleh mekanisme pasar ) karena perekonomian negara asalnya relatif kurang mapan. Mata uang negara-negara berkembang umumnya adalah mata uang tipe ini, sedangkan mata uang negara maju seperti Amerika Serikat disebut hard currency, karena kemampuannya untuk mempengaruhi nilai mata uang yang lebih lemah. Selain itu, sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia berbagi sentimen dengan negara berkembang lainnya. Artinya, ketika sentimen terhadap negara- negara berkembang secara umum baik, maka nilai rupiah akan cenderung menguat. Sebaliknya, ketika di negara-negara berkembang yang lain banyak kerusuhan, bencana, dan lain sebagainya, maka nilai Rupiah akan melemah. faktor dari luar negeri itu sendiri adalah Meningkatnya perekonomian di Amerika Serikat
3. Kapan nilai tukar Rupiah dapat terus menguat terhadap Dolar? => saat ini sebenarnya banyak pengusaha Indonesia yang memegang dollar AS. Namun, mereka mereka tak mau melepas mata uangnya itu ke pasar lantaran nilai tukar terus menguat. pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang bisa mendorong pengusaha nasional pemilik Dolar AS untuk melepasnya ke pasar. Agar pasokan Dolar AS di pasar menjadi lebih banyak dan nilai tukar Rupiah bisa menguat secara bertahap.
4. Dimana tempat yang tepat untuk berinvestasi yang tidak berhubungan dengan Dolar?=>
sebenarnya banyak usaha yang berhubungan dengan nilai tukar Dolar seperti usaha ekspor impor perdagangan saham, valas maupun investasi lain nya. Tetapi banyak pula investasi yang tidak berhubungan dengan nilai tukar Dolar seperti Investasi dengan membuka usaha kuliner, pariwisata seperti taman bermain dan lain sebagainya.
5. Mengapa Dolar terus menguat? berbagai fenemona menyebabkan nilai tukar Dolar terus menguat tidak hanya terhadap Rupiah tetapi berbagai mata uang diseluruh dunia adalah terus membaiknya ekonomi di Amerika Serikat, Setelah sempat masuk ke zaman "kegelapan", Amerika Serikat sedang bangkit dan membangun kembali ekonominya selama 4-5 tahun terakhir. Salah satu faktor adalah tingkat pengangguran yang semakin berkurang. Lalu salah satu faktor terbesar terus menguatnya Dolar secara Global adalah Karena ekonomi Amerika yang semakin menguat, permintaan ekspor Cina melemah yang menyebabkan terdevaluasinya Yuan. Oleh karena itu Bank Sentral Cina melemahkan mata uang yuan terhadap dolar AS sampai 2 persen agar barang produksi Cina jadi lebih murah dan diharapkan bisa memperbaiki ekspor mereka. Langkah Cina ini membuat negara seperti Singapura, Selandia Baru, Australia, dan Korea Selatan menurunkan mata uangnya terhadap dolar AS agar barang produksi mereka bisa bersaing dengan Cina. Ekonomi Indonesia pun mandek karena Cina yang merupakan rekan dagang Indonesia menurunkan matau uangnya, otomatis Indonesia harus ikut menyesuaikan diri, belum lagi permasalahan ekspor Indonesia yang lesu dalam tiga tahun terakhir, berbanding terbalik dengan impornya.
6. Bagaimana upaya pemerintah lakukan untuk menstabilkan nilai Rupiah? => dikutip dari berbagai sumber,upaya upaya yang dilakukan pemerintah dalam menstabilkan nilai tukar Rupiah adalah:
  • Pemerintah memberikan tax allowance melalui revisi Peraturan Pemerintah Nomor 52 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah Tertentu.
  • Pemerintah bekerja sama dengan Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia (INSA) mengatasi defisit di sektor pelayaran dengan merancang formulasi sistem pajak yang lebih adil bagi pemilik kapal.
  • Memperbaiki neraca keuangan dengan menginisiasi BUMN melakukan reasuransi.
  • Kementerian Keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan mengenai bea masuk dumping dan pengamanan sementara produk impor yang terindikasi dumping. Caranya dengan penerapan bea masuk di awal dan baru dikembalikan hingga Komisi Anti Dumping Indonesia menyelesaikan investigasi.
  • Pemerintah memberikan tax allowance bagi perusahaan yang minimal 30 persen produknya ditujukan untuk pasar ekspor.
  • Pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah untuk tidak memungut pajak pertambahan nilai di galangan kapal untuk mengurangi impor kapal.
  • Meningkatkan komponen bahan bakar nabati agar impor minyak dan bahan bakar minyak bisa dikurangi.
  • Insentif pajak bagi perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia yang tidak mengirimkan dividen tahunan sebesar 100 persen ke perusahaan induk di negara asal.
Kesimpulannya ialah bahwa nilai tukar dolar yang terus berfluktuatif tidak hanya terhadap Rupiah teteapi ke berbagai mata uang dunia adalah bukti dari penguatan ekonomi Amerika itu sendiri
SARAN
Sebaiknya pemerintah segera melaksanakan upaya- upaya dalam memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar sehingga kelangsungan, kesejahteraan masyarakat Indonesia akan naik dan tingkat inflasi tidak tinggi. Memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar maupun mata uang negara lain sangat penting untuk ketahanan ekonomi Indonesia ditingkat global. Dengan demikian masalah inflasi di Indonesia dapat ditangani dengan bijak.

Komentar

Postingan Populer